Pontianak, 3 November 2021. Irin senang. Ini karena lelah perjalanan darat dari Desa Kartamulia, Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah terbayar sudah. 12 jam lamanya dengan jarak tempuh 600 kilometer untuk bisa tiba di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.”Kami datang kesini, ingin belajar mengolah sampah dengan biaya murah, ramah lingkungan, teknologi sederhana serta dapat meningkatkan keluarga masyarakat,” tuturnya.
Informasi soal biokonversi pengelolaan sampah organik dengan budidaya Maggot atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam) dari sosial media.”Yang kami tahu Kreasi Sungai Putat sudah mengembangkan metode ini. Sehingga kami datang kesini utk belajar. Setelah melihat proses yang ada kami yakin bahwa kami bias mengadopsi ini untuk kami bawa ke daerah kami,” kata Irin yang juga didapuk sebagi Ketua BPD Desa kartamulia.
Pagi itu, belasan orang berkumpul. Jarum jam menunjukan pukul 09.30 WIB Rabu, 3 November 2021. “Hari ini Kreasi Sungai Putat (KSP) menerima kunjungan kerja kelurahan dan kepala desa se- Kecamatan Sukamara Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah,” kata Ketua KSP, Syamhudi.
Kedatangan warga Kalimantan Tengah itu ke KSP demi belajar bersama biokonversi pengelolaan sampah organik dengan budidaya Maggot atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam).Dalam kesempatan itu, Camat Sukamara M Milan menyampaikan tujuan kedatangan ke KSP. Di antaranya untuk belajar sistem pengelolaan sampah organik dengan pengurai maggot dan akan mengadaptasi cara KSP yang sudah berjalan selama ini ke Kecamatan Sukamara.
“Materi cara kerja maggot sebagai pengurai serta relasi manfaat dengan sektor lainnya,” kata Millan.Maggot selain akan menghadirkan solusi untuk lingkungan juga menegaskan konsep kemandirian pangan dengan kompos yang bisa digunakan oleh petani dan maggot sebagai pakan alternatif bagi pembudidaya ikan dan peternak unggas kecil.
Selain anggota KSP, tim Kunker lurah dan Kades Kecamatan Sukamara juga disambut oleh Lurah dan Camat Pontianak Utara.Dalam kesempatan itu, Camat Pontianak Utara Dini Eka Wahyuni menyampaikan,”Kerjasama yang baik kedepannya dan tidak selesai hanya dengan kunjungan kerja saat ini”.
Sementara itu, Lurah Siantan Hilir, Purwati, menyambut baik kegiatan itu. Dia bilang, dengan membuka informasi pengalaman kerja pemberdayaan masyarakat selama ini akan membuka peluang usaha rumahan mandiri.Sedangkan Lurah Mendawai Kecamatan Sukamara, Hasanudin, juga berharap bisa mencontoh gerakan pemberdayaan ekonomi mandiri yang dilakukan Kreasi Sungai Putat ke Kecamatan Sukamara.
“Khususnya Kelurahan Mendawai, umumnya Kalimantan Tengah,” kata Hasanudin penuh harap.Kunjungan ini ditutup dengan studi lapang dan melihat secara langsung sentra budidaya BSF/Maggot di Demplot Pekarangan-KSP dengan konsep pertanian terpadunya.
(Sumber Artikel : https://www.inidata.id/2021/11/kalimantan-tengah-belajar-bersama-di.html )